AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG USAHA
PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2
JUDUL:
Dosen Pengampu : Sri Wahyu Handayani , SE., MMSI
KELOMPOK 5 |
|
20220616 |
FIAN NUR DWIANSYAH |
20220608 |
FEBY DIAH EKAWATI |
20220671 |
GREGORIUS ENRICO R.J |
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2023
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pengujian
Pengendalian, Pengujian Substantif Atas Transaksi Dan Utang Usaha “.
Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Kami
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam tugas
makalah ini, baik dari penyusunan maupun tata bahasannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan
kritik, saran dan masukkan yang bersifat membangun. Apabila terdapat kesalahan
yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dan
kami berharap semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak yang berkepentingan.
Bekasi, Maret
2023
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
2.1 Akun dan Kelas Transaksi
Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
2.2 Fungsi Bisnis Dalam
Siklus Serta Dokumen dan catatan Terkait
2.4 Metodologi Untuk
Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Atas Transaksi
2.5 Metodologi Untuk
Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Utang Usaha
2.6 Penjualan Kewajiban
Setelah Periode
1.1 Latar
Belakang
Pengelolaan perusahaan pada dasarnya memiliki tujuan untuk membuat
perusahaan tersebut memiliki poin yang tinggi dalam bidang bisnis perusahaan
tersebut. Untuk mengembangkan usahanya perusahaan tentu memerlukan modal dari
para investor dalam sumber pendanaan perusahaan. Keberadaan entitas bisnis
merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Kelangsungan hidup suatu usaha selalu
dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber pendanaan
perusahaan agar stabil. Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak
hanya menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh
sumber modal atau pendanaan yang diterima untuk membuat perusahaan terus
beroperasi secara maksimal.
Sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan dapat berasal dari pihak relasi maupun pihak ketiga. Sumber dana dari pihak relasi diterima dalam bentuk penanaman modal saham atau pemberian dana kepada entitas perusahaan. Sumber dana dari pihak ketiga dapat diperoleh dari peminjaman uang ke bank dengan sebuah jaminan atau tanpa jaminan. Dalam akuntansi utang memiliki pengertian sebuah kewajiban kepada pihak lain yang harus dilunasi. Utang dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (1). Utang lancar, kewajiban yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Contohnya seperti utang dagang, dividen, dll ; (2). Utang tidak lancar, kewajiban yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, hipotik, obligasi, dll.
Siklus akuisisi dan pembayaran
melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang serta
jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai dengan
pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan
barang dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha. Contoh perusahaan
manufaktur kecil yang membuat produk berwujud untuk dijual kepada pihak ketiga
akan digunakan tetapi prinsip-prinsip dapat diterapkan pada perusahaan jasa,
entitas pemerintahan dan jenis organisasi lainnya. Setiap bisnis ketika
mencatat tiga kelas transaski pada siklus akuisisi dan pembayaran. Ketiga
fungsi pertama adalah mencatat akuisisi barang dan jasa secara kredit,
sementara fungsi yang keempat adalah mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran
kepada vendor.
Laporan keuangan sebagai sarana
yang digunakan oleh para pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk menyediakan informasi yang diperlukan terkait
kinerja perusahaan dan digunakan juga sebagai pengambilan keputusan. Laporan
keuangan yang memiliki status wajar akan lebih dipercaya oleh para pihak yang
berkepentingan untuk memberikan pendanaan atau penanaman modal saham. Tidak
menutup kemungkinan manajemen untuk memanipulasi utang, karena dengan
menetapkan utang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang
lebih menguntungkan. Untuk mengetahui status kewajaran suatu laporan keuangan
maka perlu dilakukan proses audit. Pengujian substantif utang usaha menjadi
salah satu pengujian yang dapat digunakan oleh auditor untuk memeriksa
kewajaran dan adanya salah saji atau monetary
errors. Tujuan utama pengujian substantif terhadap utang usaha yakni untuk
menemukan adanya utang yang belum dicatata (unrecorded
liabilities).
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, tugas terdapat
perumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Bagaimana
akun dan kelas transaksi terkait siklus akuisisi dan pembayaran?
2. Bagaimana
fungsi dan dokumen terkait dalam siklus akuisisi dan pembayaran?
3. Bagimana
metodologi untuk merancang pengujian atas pengendalian dan substantif?
4. Bagaimana
metodologi untuk merancang pengujian rincian saldo: Utang Usaha?
1.3 Batasan
Masalah
Dalam pembahasan masalah ini penulis membatasi masalah yang berfokus
pada audit siklus akuisisi dan pembayaran : pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi dan utang usaha.
1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas makalah ini adalah untuk
mengetahui :
1. Mengetahui
akun-akun dan kelas transaksi salam siklus akuisisi dan pembayaran.
2. Mengetahui
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
3. Mengetahui
metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan substantif.
4. Mengetahui
metodologi untuk merancang pengujian rincian saldo: Utang Usaha.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ilmiah ini antara lain adalah:
1.
Manfaat Penulis
1.Tugas
makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai audit
siklus akuisisi dan pembayaran pada pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi dan utang usaha.
2.
Manfaat Akademis
Tugas
makalah ini diharapkan menjadi gambaran bahan referensi penelitian-penelitian
atau tugas selanjutnya yang bisa digunakan sebagai penerapan audit siklus
akuisisi dan pembayaran pada pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi dan utang usaha.
PEMBAHASAN
2.1
Akun
dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Tujuan
Audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh
akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akusisi tersebut
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansiyang diterima
umum. Akun-akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran, yaitu :
a)
Persediaan
b)
Properti,
Bangunan
c)
Pabrik
dan peralatan
d)
Beban
dibayar dimuka
e)
Perbaikan
f)
Hutang
Usaha
g)
Beban
manufaktur
h)
Beban
Penjualan
i)
Beban
administrasi
j)
Kas
Bank
k)
Diskon
Pembelian
Terdapat
tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus, yaitu : akuisisi barang
dan jasa, pengeluaran kas, dan retur dan pengurangan pembelian serta diskon
pembelian.
2.2
Fungsi
Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan catatan Terkait
Siklus akuisisi dan
pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh
barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya
dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang
memerlukan barang dan jasa dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.
1.
Memproses Pesanan
Pembelian
Permintaan akan barang dan jasa oleh
personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Bentuk pasti dari
permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
a)
Permintaan pembelian.
Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang
berupa permintaan akuisisi seperti atas
bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpanan, perbaikan oleh pihak luar oleh
personil kantor atau pabrik.
b)
Pesanan pembelian,
adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor.
Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai
barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk
menunjukkan otorisasi akuisisi
2.
Menerima Barang dan
Jasa
Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh
perusahaan merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui
akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Ketika barang telah diterima,
pengendalian yang memadai akan mewajibkan dilakukannya pemeriksaan atas
deskripsi, kuantitas, kedatangan yang tepat waktu, dan kondisi. Laporan
penerimaan adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang
diterima.
3.
Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas
penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat.
Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual,
karena itu, perusahaan harus berhati-hati mencantumkan semua transaksi, hanya
akuisisi yg dilakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang
umum meliputi:
a.
Faktur Vendor, adalah
dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut
menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa yang diterima, harga,
syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya.
b.
Memo Debet, merupakan
dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang
terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
c.
Voucher, sering
digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan
mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi
diberi nomor urut.
d.
File Transaksi
Akuisisi, adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi
akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode. File ini
berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi informasi
tentang setiap transaksi.
e.
Jurnal Akuisisi atau
Listing, jurnal tersebut mengindentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara
tunai atau dengan piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode
selama sebulan. Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang usaha.
f.
File Induk Utang
Usaha, file induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas,
serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini
diperbaharui dari file transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta
pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
g.
Neraca Saldo Utang
Usaha, mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap
faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara
langsung dari file induk utang usaha.
h.
Laporan Vendor, adalah
dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal,
akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
4.
Memproses dan Mencatat
Pengeluaran Kas
Pembayaran atas pembelian barang dan jasa
merupakan aktivitas yang signifikan bagi semua entitas. Aktivitas tersebut
secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban terutama utang usaha.
Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor
termasuk:
a.
Cek. Umumnya digunakan
untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuh tempo. Sebagian besar
perusahaan menggunakan cek yang dibuat melalui komputer berdasarkan informasi
yang tercantum dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa
diterima.
b.
File transaksi pengeluaran kas, adalah file
yang dibuat dengan komputer yang mencamtumkan semua transaksi pengeluaran kas
yang diproses oleh sistem akuntansi selama masa periode. File ini berisi jenis
informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.
c.
Jurnal atau listing
pengeluaran kas adalah laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas
yang mencamtumkan semua transaksi selama setiap periode waktu. Transaksi yang
sama, termasuk semua informasi yang relevan, akan dicantumkan dalam file induk
utang usaha dan buku besar umum.
2.3
Merancang
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Untuk Pengeluaran Kas
Sampling dan Atribut untuk
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi.
Pengujian pengendalian dan
pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi
ke dalam dua bidang, yaitu:
1.
Pengujian akuisisi, memproses pesanan pembelian,
menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban.
2.
Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis:
memproses dan mencatat pengeluaran kas.
a.
Memahami pengendalian internal. Untuk memahami
pengendalian internal sikus akuisisi dan pembiayaan, auditor mempelajari bagan
arus klien, mereview kuosioner pengendalian internal, serta melaksanakan
pengujian walkthrough untuk transaksi
akuisisi dan pengeluaran kas.
b.
Menilai risiko pengendalian yang direncanakan.
Informasi yang diperoleh dari pemahaman pengendalian internal selanjutnya
digunakan untuk menilai risiko pengendalian dengan mengkaji pengendalian kunci
untuk setiap fungsi bisnis siklus ini. Pengendalian kunci tersebut adalah:
Otorisasi pembelian, pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainnya,
pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi, dan otorasi
pembayaran.
c.
Menentukan luas pengujian pengendalian
Setelah mengkaji pengendalian kunci,
auditor menilai risiko pengendalian. Luas pengujian pengendalian tergantung
keefektifan dan keandalan pengendalian tersebut untuk mengurangi risiko
pengendalian. Setelah efektifitas ditingkatkan, auditor akan mampu mengurangi
pengujian subtantif, banyak waktu bersih yang dapat dihemat.
d.
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif atas transaksi akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi.
2.4
Merancang Pengujian dan Pengujian
Subtantif atas Transaksi Untuk Pengeluaran Kas Sampling dan Atribut Untuk
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi
Terdapat tiga
perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan
siklus lainnya yaitu pertama terdapat
sejumlah besar akun yang terlibat termasuk akun laporan laba rugi dan neraca.
Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi yang mungkin akan
mempengaruhi laba. Contoh: misklasifikasi antara beban reparasi dan
pemeliharaan aktiva tetap akibatnya auditor sering mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi terutama untuk atribut klasifikasi, kedua sudah umum bagi transaksi dalam siklus ini untuk menuntut
pertimbangan yang signifikan seperti biaya lease
dan kontruksi. Pertimbangan tersebut mengakibatkan meningkatnya kemungkinan
salah saji. Akibatnya auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi untuk atribut keakuratan. Dan yang ketiga yaitu jumlah
nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luar. Akibatnya
auditor sering memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak biasa serta
mengujinya atas dasar 100 persen.
2.5
Metodologi
Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Utang Usaha
Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran umumnya mengalir melalui utang usaha akun ini penting bagi audit
atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha adalah kewajiban yang belum
dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis yang biasa
utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga.
Kewajiban akan dianggap utangusaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan
terhutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga hal
tersebut harus dicatat sebagai wesel bayar utang kontrak utang hipotik atau
utang obligasi. Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi terkait menunjukkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara
efektif dan jika hasil prosedur analitis memuaskan auditor mungkin akan
mengurangi. Pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi karena utang
usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan auditor hampir selalu
melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
1.
Mengidentifikasi
Risiko Bisnis Klien Yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap 1)
Fokus
yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai
suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan sistem yang
digunakan untuk mengawali serta mencatatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha
untuk merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek
siklus akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan sistem
tersebut dapat menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan sistem
tersebut utuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian
manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam
utang usaha.
2.
Menetapkan
Salah Saji Yang Dapat Ditoleransi Dan Menilai Risiko Intern (Tahap 1)
Seperti halnya Piutang usaha,
utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar
saldo vendor serta relatif mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena alasan
itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relative
tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang
atau tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi menimbulkan kurang saji saldo
akun.
3.
Menilai
Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian dan
pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap 1 dan Tahap 2)
Setelah menetapkan salah saji
yang dapat ditoleransi dan risiko interen auditor menilai risiko pengendalian
berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal. Pengujian subtantif
bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang berhubungan
dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian auditor merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi
akuisisis dan pengeluaran kas.
4.
Merancang
dan Melaksanakan Prosedur analitis (Tahap 3)
Tujuan audit atas utang usaha
secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha
telahdinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai realisasi
tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas
kewajiban dan aktiva. ketika memverifikasi aktiva auditormenekankan lebih saji
melalui verifikasi dengan konfirmasi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dokumen
pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aktiva mengalami kurang
saji tetapi lebihmemperhatikan lebih saji. Karena lebih saji ekuitas pemilik
dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurangsaji kewajiban merupakan
hal yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan
untuk memverifikasi piutang usaha karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada
kewajiban dengan tiga modifikasi kecil, yaitu:
a)
Tujuan
nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban nilai realisasi hanya
dapat diterapkan pada aktiva.
b)
Aspek
hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban. Untuk
aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva.
untuk kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran
kewajiban.
c)
Untuk
kewajiban penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
2.6
Penjualan
Kewajiban Setelah Periode
Karena menekankan pada kurang saji dalam
akun kewajiban pengujian kewajiban setelah periode (out-of- period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi
utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkap kan utang usaha yang belum
tercatat sering disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat sangat
tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang
potensial. Prosedur audit yang sama digunakan untuk mengungkapkan utang yang
belum tercatat dapat diterapkan pada tujuan keakuratan pemeriksa dokumentasi
yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya auditor memeriksa dokumen pendukung
menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna menentukan apakah
pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang untuk
kewajiban periode berjalan auditor harus menelusurinya keneraca saldo utang
usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan memeriksa
dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir tahun auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama
seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena
dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan
audit bukan untuk kewajiban yang telah dibayar. Menelusuri laporan penerimaan
yang dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait semua barang dagang
yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi harus dicantumkan sebagai
utang usaha. Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo
ke neraca saldo utang usaha.
Jika klien menyimpan file laporan vendor
auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo
pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan
sebagai utang usaha. Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan
bisnis, walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum
daripada untuk piutang usaha auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji
vendor yang dihapus dari daftar utang usaha transaksi yang dihilangkan dan
saldo akun yang salah saji. Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat bebrapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca
dicantumkan pada periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah
periode yang baru saja dibahas semuanya merupakan pengujian pisah batas untuk
akuisisi tapi menekankan pada kurang saji. Hubungan pisah batas dengan
observasi fisik persediaan dalam menentukan apakah pisah batas utang usaha
sudah benar sangatlah penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan
observasi fisik persediaan.
Perbedaan dalam perjalanan, menyangkut
utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atasdasar FOB
destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan
berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang
diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam persediaan
dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin,
perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada periode
berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal neraca. Perbedaan
antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan antara faktur
vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang kepada
vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap
transaksi ketika mereka memeriksa faktur-faktur vendor dan dokumen pendukung
terkait setiap laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Perbedaan antara
laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting terletak pada
sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independent) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal
ini memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk menyimpan
laporan tertentu dari auditor.
Dari pembahasan yang
telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Akun
dan kelas transaksi terkait siklus akuisisi dan pembayaran
2. Fungsi
dan dokumen terkait dalam siklus akuisisi dan pembayaran
a. Memproses
pesanan pembelian. Dokumen yang umum digunakan meliputi: permintaan pembelian
dan pesanan pembelian
b. Menerima
barang dan jasa
c. Mengakui
kewajiban. Dokumen yang umum digunakan
meliputi: faktur vendor, memo debet, voucher, file transaksi akuisisi, jurnal
akuisisi atau listing, file induk utang usaha, neraca saldo utang usaha, dan
laporan vendor.
d. Memproses
dan mencatat pengeluaran kas. Dokumen yang terkait termasuk : cek, file
transaksi pengeluaran kas, dan jurnal atau listing pengeluaran kas.
3. Metodologi
untuk merancang pengujian atas pengendalian dan substantif
4.
Metodologi
untuk merancang pengujian rincian saldo: Utang Usaha
a. Mengidentifikasi
Risiko Bisnis Klien Yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap 1)
b. Menetapkan
Salah Saji Yang Dapat Ditoleransi Dan Menilai Risiko Intern (Tahap 1)
c. Menilai
Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian dan
pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap 1 dan Tahap 2)
d. Merancang
dan Melaksanakan Prosedur analitis (Tahap 3)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Awulle, Rio.Audit Siklus Akuisisi Dan
Pembayaran: Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif Atas Transaksi Dan
Utang Usaha, dalam academia.edu.
2.
Halim, Haryanto.2019. Peranan Income Audit
Terhadap Pengendalian Internal Pada Hotel Gammara Makassar. Makassar :
Universitas Bosowa.
3.
Nisrina.Pengujian Substantif Atas
Perpustakaan Universitas Airlangga. Surabaya : Universitas Airlangga.
5.
http://eprints.binadarma.ac.id/8294/1/Resume%20Materi%20buku%20Arens.pdf
Comments
Post a Comment